SORONG Sorong pos.Com,- Bertempat di Markas Yonmarhanlan XIV, Sorong, menjadi tempat digelarnya Penataran Wasit Juri Daerah serta Ujian Sertifikasi Pelatih dan Ujian Zona V INKAI Wilayah Timur pada Selasa (4/2).
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kualitas wasit, juri, dan pelatih karate di wilayah timur Indonesia.
Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana Santi menjelaskan jumlah peserta
Sebanyak 30 peserta dari berbagai daerah di wilayah timur mengikuti acara ini dengan antusias. ” Dari Manokwari,Jayapura dan Merauke juga ada ikut kegiatan. Jadi dari seluruh tanah Papua,’ urainya.
Selain itu juga Ketua Harian KONI Papua Barat Daya, Abu Bakar Gusti, dalam sambutannya menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan ini.
“Penataran seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas SDM olahraga, khususnya dalam perwasitan dan kepelatihan karate. Dengan pemahaman aturan yang baik, kita bisa mencetak atlet berprestasi yang siap bersaing di level nasional maupun internasional,” ujarnya.
Sementara tu Wakil Ketua Dewan Wasit Forki Pusat Doni Kolopita, menekankan pentingnya pemahaman aturan baru dalam karate.
Ia membagikan informasi terbaru yang diperolehnya dari Kejuaraan Premier League di Prancis.
“Saya ingin aturan ini bisa didistribusikan maksimal, minimal 90% peserta harus memahaminya. Makanya saya tekankan agar mereka banyak bertanya dan mencatat, karena kalau hanya mendengar, nanti bisa lupa,” ujar Doni.
Ia juga menjelaskan perubahan dalam sistem penalti dan teknik clinch. Kini, pelanggaran dalam pertandingan memiliki lima tingkatan hukuman, bukan tiga seperti sebelumnya.
Selain itu, dalam teknik clinch, atlet harus segera menyerang setelah aba-aba diberikan atau akan dikenai penalti.
Doni juga mengungkapkan bahwa Kejurnas mendatang berencana menggunakan joystick scoring system, di mana wasit bisa langsung menekan tombol untuk memberikan poin secara real-time.
Namun, sistem ini masih menghadapi kendala biaya yang cukup tinggi, sekitar Rp 38 juta per perangkat, untuk itu perlu anggaran untuk mengadakan.
Selain itu juga Puang Samsyudin dari Forki Pusat menegaskan pentingnya sertifikasi pelatih untuk meningkatkan prestasi atlet.
“Tanpa lisensi yang jelas, sulit mencetak atlet berprestasi. Kualitas pelatih menentukan sejauh mana atlet bisa berkembang. Oleh karena itu, setiap provinsi harus aktif melakukan penataran seperti ini,” katanya.
Ia menambahkan bahwa saat ini sertifikasi masih di tingkat daerah, namun Forki Papua Barat Daya tengah mendata pelatih yang siap mengikuti sertifikasi nasional pada Juni 2025.
Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif, di mana peserta berkesempatan mendalami aturan baru yang akan diterapkan di berbagai kejuaraan mendatang.
Antusiasme tinggi terlihat dari keseriusan peserta dalam memahami materi yang diberikan. (boy)