Tiga Aspek Utama Kembangkan Pariwisata PBD Tahun 2025

Tiga Aspek Utama Kembangkan Pariwisata PBD Tahun 2025

SORONG.SorongPos.Com,- Kepala Dinas Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Papua Barat Daya Yusdi Lamatenggo S.Pi, M.Si saat ditemui sejumlah wartawan di Hotel Vega,Kamis(30/1) dalam acara ngopi sore menegaskan pada tahun 2025.Dimana untuk peningkatkan pariwisata, dimana pihaknya lebih fokus pada kualitas. Namun kata Yusdi ada 3 hal penting perlu di dorong sebagai daerah destinasi wisata di Indonesia.

Diuraikan pula yang pertama adalah masalah kebersihan, dikarenakan Indonesia negara yang dinilai oleh internasional tingkat destinasi wisata masih sangat rendah. Oleh karena itu program kerja nasional, maka di Provinsi Papua Barat Daya (PBD) akan mendorong dan menjaga kebersihan pada daerah destinasi wisata. Lanjut Yusdi program kedua tentang kenyamanan dan keselamatan daerah wisata. Menurutnya jika berbicara masalah keamanan bagaimana wisatawan bisa merasa tenang dan aman pada daerah destinasi tanpa ada gangguan dari pihak manapun. Sedangkan program ketiga adalah aspek keselamatan beberapa hal misalnya terjadi kecelakaan.

” Seperti yang kita tahu, tahun kemarin banyak terjadi musibah dan itu pasti berpengaruh pada kunjungan wisatawan. Tahun ini kita fokus untuk kenyamanan dan keamanan pada daerah destinasi wisata,” akunya. Lebih lanjut kata Yusdi aspek berikutnya adalah wisata berkelanjutan, sekarang yang perlu di dorong adalah bagaimana wisatawan ini dapat melakukan kunjungan berkelanjutan pada semua aktivitas pariwisata.

Oleh karena itu pihaknya berharap masalah-masalah yang tidak mendukung program berkelanjutan akan menjadi fokus dari semua. Bahkan kata Yusdi, pihaknya menginginkan wisatawan bertanggung jawab dan bisa menghormati alam,sehingga destinasi wisata akan terus terjaga dengan baik. Soal aspek kebersihan lanjutnya di Papua Barat Daya,dimana destinasi prioritas nasional adalah kabupaten Raja Ampat. Karena sudah ditetapkan menjadi salah satu daerah dari 10 daerah destinasi prioritas nasional.

Kata Yusdi kabupaten Raja Ampat daerah kepulauan, peluang untuk sampah dilaut sangat besar sekali baik dari kampung atau desa di Raja Ampat ataupun juga sampah kiriman berasal dari luar Raja Ampat.

” Memang secara oceanografis, Raja Ampat terkonek dengan semua bisa dari Maluku dan Sorong serta sekitarnya bisa juga dari luar negeri. Karena Raja Ampat berbatasan dengan Republik Palau dan bisa darimana saja. Ini yang menjadi fokus kita,” akunya.

Lebih jauh Yusdi mengatakan di Provinsi PBD, sesuai dengan informasi dari teman-teman pelaku industri pariwisata, masyarakat maupun dari turis bahwa sampah dilaut lagi menyerang Raja Ampat. Dengan demikian pihaknya akan bersama-sama dengan semua komponen termasuk dari Dinas Lingkungan Hidup PBD dan dari Kabupaten Raja Ampat termasuk pelaku usaha wisata, untuk melakukan upaya pembersihan.

Ditegaskan Yusdi sampah dari segi estetika sangat tidak baik dari sisi lainnya sampah ini juga berpengaruh mengurangi inflitrasi sinar matahari yang masuk ke terumbu karang yang akibatnya dapat merusak terumbu karang.

“Soal sampah harus melibatkan semua baik provinsi maupun kabupaten,” terangnya

Disamping itu lanjut Yusdi dari segi kenyamanan dan keselamatan, seperti diketahui beberapa waktu lalu ada kejadian kapal terbakar. Tentunya mengganggu kenyamanan wisatawan, karena barangnya habis terbakar dan rusak serta menjadi citra yang tidak baik.

Kemudian yang paling berdampak adalah kabupaten Raja Ampat yang tidak dapat menjamin keselamatan dan kenyamanan wisatawan. Dengan demikian hal-hal yang dapat menimbulkan kenyamanan dan keselamatan wisatawan akan diminimalisir.

Oleh karena itu menyangkut kapal, dari Kementrian Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Laut melalui KSOP dan KUBP di Raja Ampat. Oleh karena itu seluruh kapal wisata yang akan berlayar ke Raja Ampat, sudah dipastikan kayak untuk berlayar.

Selain itu juga menyangkut aspek keamanan. Dimana belum lama ini, oknum yang mabuk yang naik ke kapal memalak. Akan tetapi masalahnya sudah diselesaikan pada pemilik kapal dan masyarakat serta dukungan dari TNI/Polri, sehingga kedepan hal seperti ini tidak terulang lagi.

Ditambahkannya juga sesuai laporan dari peneliti maupun para pelaku usaha wisata sudah banyak terjadi pemutihan karang, penyababnya akibat penaikan suhu air laut dan sampah serta masalah lainnya. Menurutnya hal ini harus ditangani secara bersama dan pada tahun 2024 lalu sudah ada Peraturan Gubernur mengenai wisata berkelanjutan di Papua Barat Daya. (boy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *