SORONG.SorongPos.Com,- Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Papua Barat Robert Joppy Kardinal saat ditemui media disela-sela perayaan Istighotsah dan Tabligh Akbar Harlah Satu Abad Nadathul Ulama di Aula Batalyon 762/VYS menjelaskan, terkait perebutan kursi Ketua DPD Golkar Papua Barat Daya yang memanas. Dimana terjadi beberapa kubu yang mendukung calon Ketua DPD. Bahkan dengan tegas Robert mengatakan, partai Golkar adalah partai yang terbuka dan penuh dengan demokrasi. Oleh karena itu setiap pelaksanaan musyawarah daerah, kemudian terjadi riak-riak bagi partai Golkar adalah merupakan hal biasa.
” Jangankan musda, Munas Golkar saja terjadi riak-riak dan kubu-kubu yang saling mendukung calon yang dijagokan. Tetapi begitu selesai pelaksanaan musda maupun munas akan bersatu kembali. Itu partai Golkar ya,” akunya.
Selain itu juga Robert yang juga politisi partai Golkar dan salah pengurus DPP Golkar dengan tegas meminta para wartawan untuk menuliskan dengan jelas bahwa dulunya di jaman orde baru. Partai Golkar dikatakan sebagai partai yang tidak demokrasi dan ketua DPD ditiap daerah hanya ditunjuk. Tetapi banyak partai yang lain setelah era reformasi, kemudian memakai model partai Golkar di jaman dulu. ” Saya tidak mengatakan partai apa ya. Tapi banyak partai yang baru berdiri, kemudian memakai cara partai Golkar jaman pak Harto. Padahal dulu mereka ribut partai Golkar begini dan begitulah. Tapi sekarang mereka lebih jahat dari partai Golkar,” tuturnya.
Lebih lanjut Robert juga mengatakan pada partai Golkar, ada Ketua Umum dan juga Dewan Pembina. Tapi ada partai yang Ketua Umum dia dan Dewan Pembina juga dia. ” Main tunjuk orang jadi Ketua DPD. Kalau Golkar struktur sampai di tingkat kecamatan, kelurahan, desa dan kampung. Itu semua musyarawah dilakukan dan dipilih,” urainya.
Ketika disinggung kembali mengenai Musda Partai Golkar DPD Papua Barat. Kata Robert, karena partai ini merupakan partai demokrasi. Dengan demikian kader siapapun boleh mendaftarkan diri menjadi calon ketua DPD. Jikalau sampai tidak ada yang mendaftar lagi, maka sepakat akan dilakukan secara aklamasi. ” Pasti partai Golkar akan menjunjung tinggi demokrasi. Inilah yang dibangun para kader partai, sehingga menjadi contoh demokrasi bagi partai lain. Karena beberapa partai lain yang lahir, kemudian memakai cara-cara partai Golkar dengan melaksanakan musda. Tapi banyak yang main tunjuk, beda dengan Golkar yang menunjukan kredibilitas dan dinamika,” tegasnya. (boy)