KOTA SORONG, SORONGPOS.COM – Penjabat Wali Kota Sorong, George Yarangga, A.Pi.,MM, didampingi Ny. Jacqualine M. Yarangga, menghadiri Rapat Senat Terbuka Luar Biasa, dalam rangka Wisuda Sarjana Strata 1 (S-1) angkatan ke IX Tahun 2022, Sekolah Tinggi Pastoral Kateketik (STPK) Santo Benediktus Sorong, Sabtu (5/11/2022) di Gedung Lux ex Oriente Kota Sorong.
Pada kesempatan itu, Pj. Wali Kota menyampaikan ucapan selamat dan sukses kepada 12 orang wisudawan-wisudawati, atas segala prestasi yang telah ditunjukkan, sehingga dapat berhasil menyelesaikan studi secara baik, dengan meraih gelar kesarjanaan dari bidang keilmuan yang ada di lingkungan sekolah tinggi tersebut.
Sebelumnya, Ketua STPK Sto. Benediktus Sorong, RD. Immanuel Tenau dalam laporannya mengatakan, kampus tersebut telah melaksanakan wisuda sebanyak 9 kali. Jumlah wisudawan-wisudawati yang diwisuda rata-rata 30-an orang. Namun untuk tahun ini, hanya sebanyak 12 orang.
“Total lulusan STPK Santo Benediktus telah mencapai 253 orang, yang tersebar di Wilayah Provinsi Papua Barat. Di sini terlihat kuantitas yang memberi harapan pasti, demi pengembangan pengetahuan keagamaan Katolik dalam karya kerasulan di Tanah Papua,” kata Ketua STPK Sto. Benediktus.
Oleh karenanya, acara wisuda tersebut perlu dipandang sebagai salah satu media yang mengimplementasikan eksistensi wisudawan, yang telah menjalankan studi selama 4 hingga 5 tahun, atau 8 hingga 10 semester.
Implementasi publik tersebut merupakan sesuatu yang membanggakan secara pribadi, namun menggelisahkan. Karena dengan menyelesaikan wisuda, mengantar para wisudawan untuk bertanggung jawab secara ilmiah dengan gelar sarjana yang diperolehnya.
“Dua belas calon sarjana yang akan diwisudakan pada hari ini, diharapkan dapat mempertanggungjawabkan pengetahuan yang diperoleh selama studi dalam ranah implementasinya, karena implementatif selalu dilandaskan pada semboyan kampus yaitu, crux est mihi lux, atau salib adalah terang bagiku, dan ilmu pengetahuan keagamaan, khususnya yang telah dimengerti secara baik,” jelas RD. Immanuel Tenau.
Sementara itu, Uskup Manowari-Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega mengakui, sejak dilaksanakannya wisuda angkatan pertama tahun akademik 2012-2013 hingga saat ini, untuk pertama kalinya Wali Kota Sorong menghadiri acara wisuda di kampus tersebut.
Namun demikian, dirinya menyentil Pembimbing Masyarakat Katolik Kementerian Agama RI, atas ketidakhadiran Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Katolik pada acara itu.
Tegas Uskup, kehadiran lembaga pendidikan tinggi tersebut, akibat buah kebijakan sekaligus kepedulian Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI. Oleh karena itu, hingga saat ini, eksistensinya masih terus disupport secara luar biasa oleh Kementerian Agama.
Dikatakannya, berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi pada tanggal 22 September 2022, menunjukkan bahwa dari 3.041 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di seluruh Indonesia, hanya ada 1.291 PTS yang belum sempat diakreditasi.
“Mudah-mudahan STPK Sto. Benediktus Sorong tidak termasuk dalam 1.291 PTS tersebut. Apa sebetulnya kepentingan dari yang disebut-sebut sebagai akreditasi itu? Itulah pengakuan formal, legal akan kehadiran dan keberlangsungan sebuah perguruan tinggi, dengan kemudian output kelulusannya pada dunia kerja,” ujar Uskup.
Ada banyak prosedur, dan tidak sedikit komplikasi untuk mekanisme akreditasi. Semuanya tidak mudah, dan pasti membutuhkan waktu, bilamana masih harus mengalami perbaikan, apalagi peningkatan.
“Dengan demikian, perguruan tinggi kecil seperti STPK Sto. Benediktus Sorong, dengan lulusannya pada tahun ini hanya 12 orang, harus tetap dipandang berkualitas. Baik dalam tata kelola yang senantiasa membawa manfaat bagi masyarakat luas, pada aras peningkatan sumber daya manusia, maupun secara khusus pada menghasilkan tenaga kependidikan dan pembelajaran agama Katolik,” ulasnya.
Di tempat yang Sama, Pj Wali Kota Sorong dalam sambutannya mengatakan, acara wisuda bukan hanya sebagai seremonial belaka, namun sebagai pertanda atas keberhasilan seseorang dalam meraih gelar akademik.
Terlebih penting, menjadi momentum keberhasilan yang diperoleh sebagai langkah awal untuk mencapai tujuan selanjutnya. Oleh karena itu, keberhasilan yang dirayakan pada saat ini, tidak lain merupakan awal dari perjalanan panjang dalam mengarungi lautan karir ke depan, yang sarat dengan tantangan.
Dua harapan Pj Wali Kota kepada wisudawan-wisudawati yaitu, pertama, ilmu pengetahuan yang diperoleh, hendaknya diamalkan di lingkungan sosial tempat tinggal, karena ilmu dan amal akan semakin berguna, manakala dekat dan takut akan Tuhan.
Harapan kedua, prospek kelulusan berkaitan dengan penyediaan lapangan pekerjaan. Tentunya akan semakin sulit. Pola pikir harus diorientasikan kepada sektor formal, yang cukup menjanjikan masa depan yang cerah, ketimbang yang hanya berorientasi menjadi Aparatur Sipil negara (ASN).
“Jadi sambil mengajar dari guru, juga bisa jadi petani bisa jadi nelayan, atau bisa jadi peternak, atau apa banyak yang mungkin kita peroleh,” kata Pj. Wali Kota.
Pesannya, jagalah nama baik almamater, kebanggaan gelar yang disandang, kehormatan pribadi dan keluarga, serta janganlah merasa pintar atau hebat dari yang lain, melainkan harus lebih pintar merasakan tuntutan lingkungan sosial kemasyarakatan yang terus dinamis.
“Kami juga ingin mendapat laporan dari pihak yayasan maupun kampus, sehingga pada kesempatan ini, saya mengajak Kepala Dinas Pendidikan, karena kami ingin tahu, supaya kampus yang ada ini, bukan kami cuma datang lihat-lihat saja, tapi pemerintah juga bisa ikut memberikan kontribusi bagi kampus ini,” tutup Pj. Wali Kota.
Mengakhiri rangkaian sambutan, Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Katolik Ditjen Bimas Kementerian Agama RI, Hugo Rizal menjelaskan, keberhasilan bukan hanya hasil kerja keras wisudawan-wisudawati dengan caranya sendiri, namun ada dukungan dan bantuan, doa, serta dana yang tentunya tidak sedikit. Itu berasal dari berbagai pihak, termasuk dari orang tua.
“Oleh karena itu, melalui wisuda hari ini, para lulusan hendaknya tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan, namun juga kepribadian dan keimanan yang unggul, yang hadir memberikan pengaruh positif bagi masyarakat, dan menjadi agen perubahan kerukunan umat beragama. Hal ini juga selaras dengan misi Kementerian Agama Republik Indonesia yaitu, memperkuat moderasi beragama dan kerukunan umat beragama.,” pungkas Pembimas Katolik Ditjen Kemenag RI.
Diungkapnya, tiga tahun belakangan, lulusan STPK Sto. Benediktus Sorong, telah direkrut sebanyak 30 orang oleh Ditjen Bimas Katolik Kemendag. Dari 30 orang tersebut, ada yang berprofesi sebagai guru dan penyuluh agama Katolik.
“Ini tersebar di seluruh wilayah Provinsi Papua Barat. Sehingga boleh dikata, lulusan STPK Santo Benediktus ini tidak main-main. Kemudian, data yang terhimpun pada tanggal 31 Oktober tahun, rekrutmen P3K pada Bimas Katolik untuk mengisi formasi penyuluh agama Katolik, lulusan dari STPK Santo Benediktus masih menempati posisi yang banyak,” aku Hugo.
Sambungnya, berdasarkan data terakhir per 31 Oktober 2022, untuk wisudawan-wisudawati yang telah dikirim mengikuti CAT rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (P3K), lulusan STPK Santo Benediktus Sorong adalah yang terbanyak dari seluruh STPK yang ada di luar Kota Sorong.
“Oleh karenanya kami sangat bersyukur dan berterima kasih dengan adanya STPK Santo Benediktus yang ada di Kota Sorong ini,” tutup Pembimas Katolik Ditjen Kemenag RI
Turut hadir pada kesempatan itu, Sekretaris Daerah Kota Sorong, Karel Gifelem, S.IP.,MM, Kepala Dinas Pendidikan Kota Sorong, Yuli Atmini, dan Kepala Inspektorat, Rudy R. Laku, S.Pi.,MM. (Diskominfo Kota Sorong/brm)