Cabor PBD Bakal Buat Pernyataan Mundur Dari Keikutsertaan PON Aceh dan Sumut Tahun 2024

Abu Bakar Gusti

SORONG.SorongPos.Com,-Memasuki akhir bulan Mei sampai dengan awal bulan Juni tahun 2024. Dimana sampai saat ini KONI Papua Barat Daya belum mendapatkan bantuan dana hibah dalam keikutsertaan dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh dan Sumut yang akan dilaksanakan dari tanggal 8 sampai 20 September 2024 mendatang.

Bahkan beredar desas-desus beberapa cabang olahraga (cabor) yang akan ikut dalam pelaksanaan PON tersebut. Dalam waktu dekat akan membuat surat pernyataan ketidakikutsertaan dan partisipasi atlitnya dalam pelaksanaan PON Aceh dan Sumut dalam artian mengundurkan diri sebagai peserta mewakili Provinsi Papua Barat Daya.

Disamping itu surat pernyataan pengunduran diri dari beberapa cabor akan disampaikan langsung kepada masing-masing pengurus pusat cabor termasuk memberikan tembusan kepada KONI Pusat dan Presiden Republik Indonesia. Terkait desas desus dari cabor Ketua Umum KONI Papua Barat Daya yang melalui Ketua Harian KONI Papua Barat Daya Abubakar Gusti, SE saat dikonfirmasi media ini, Senin (27/5) membenarkan adanya desas desus dari beberapa cabor yang akan mengundurkan diri dan menyatakan tidak akan ikut serta dalam pelaksanaan PON Aceh dan Sumut.

” Memang informasi itu kami sudah dengar. Karena kalau sampai tidak ada kejelasan dana hibah dari Pemprov Papua Barat Daya , untuk persiapan pemusatan latihan daerah (Pelatda). Ada beberapa cabor yang menyatakan sikap membuat surat resmi mundur dan tidak ikut PON Aceh dan Sumut,” terangnya.

Selain itu Abubakar Gusti yang kerap disapa ABG menegaskan, pihaknya juga sudah menyampaikan kepada beberapa cabor tersebut, agar bersabar. Dikarenakan dirinya akan berusaha untuk bertemu Ketua Umum KONI Papua Barat Daya dalam hal ini Penjabat Gubernur Dr. Drs Muhammad Musa’ad M.SI agar menyikapi hal tersebut, sehingga bagian dari yang berkompeten agar segera menyerahkan dana hibah dan segera dilakukan pencanangan pelatda PON.

Bahkan dengan tegas ABG menegaskan kembali sampai saat ini pihak KONI PBD belum mendapatkan dana hibah dari Pemprov Papua Barat Daya. Ketika disinggung pelaksanaan PON pada bulan September.Sedangkan saat ini sudah memasuki awal bulan Juni. Jika dilihat dari persiapan apakah masih memungkinkan. Kata ABG

” Saya pikir kita sudah rencanakan dari awal bulan Januari tahun 2024 lalu. Tapi ini semua tergantung dari biaya yang diberikan pemprov kepada kita. Yang jelas kita sudah bermohon tapi sampai saat ini belum ada realisasi.  Nah informasi dari Kepala BPKAD Pemprov PBD bahwa tanggal (21/5) sudah ada transferan dana dari pusat dan belum lagi dilanjutkan kepada OPD. Jadi kami KONI sendiri pun tidak tahu kapan akan diserahkan dana hibah,untuk kita teruskan pada cabor,” tegasnya.

Lebih lanjut ABG menegaskan kembali sampai saat ini dana hibah belum diserahkan ke KONI PBD. Bahkan ada beredar kabar bahwa dana hibah sudah diberikan kepada KONI PBD adalah tidak benar dan hoax. Disamping itu juga ABG juga mempersilahkan pihak-pihak yang merasa informasi dana hibah sudah diberikan kepada KONI PBD agar segera melakukan pengecekan langsung ke rekening koran KONI PBD di Bank Papua Sorong. Selain itu juga jangan lagi dana hibah dipersulit, karena nantinya akan berpengaruh kepada persiapan cabor dan atlit.

“Jadi tidak timbul fitnah dan isu yang tidak benar. Karena saya dapat info dana hibah sudah diberikan tapi belum disalurkan kepada cabor . Jadi kami minta Pemprov PBD segera menyikapi hal ini, dengan waktu tinggal hanya 3 bulan dapat kita maksimalkan persiapan dengan cara apapun persiapkan atlit untuk ikut PON,” bebernya

Ketua Harian Pengprov Kick Boxing Papua Barat Daya Dede Yakobus S.Sos.M.H
Ketua Harian Pengprov Kick Boxing Papua Barat Daya Dede Yakobus S.Sos.M.H

Sementara itu Ketua Harian Pengprov Kick Boxing Papua Barat Daya Dede Yakobus S.Sos.M.H saat ditemui media ini, Senin (27/5) di Kelurahan Remu Utara mengatakan pihaknya sangat kecewa melihat kondisi yang terjadi saat ini. Bahkan cabor kick boxing merupakan salah satu cabor unggulan meraih medali pada PON nantinya. Namun saat ini berencana mengundurkan diri dan menyatakan tidak akan ikut dalam pelaksanaan PON Aceh dan Sumut.

” Saya Ketua Harian Kick Boxing Papua Barat Daya dan mantan Wasekjen Kick Boxing DKI Jakarta saya merasa kecewa. Tinggal 3 bulan terakhir menuju PON Aceh Sumut,tapi persiapan kami sangat minim, karena keterbatasan anggaran,” ujarnya.

Selain itu juga kata Dede juga terkait persiapan atlitnya. Dimana pihaknya sudah mengkonfirmasi kepada KONI PBD dan diketahui bahwa anggaran dana hibah dari Pemprov PBD belum ada. Bahkan kekecewaan Dede disebabkan dirinya juga adalah mantan atlit dan pelatih timnas Indonesia untuk kick boxing. Dimana ada beberapa tahapan tidak dilakukan. Hal ini ditandai dari pelaksanaan TC secara umum dan TC khusus ketinggalan.

” Kami datang ke Papua Barat Daya. Dengan harapan bahwa daerah kami lebih baik dalam hal perhatian daripada daerah asal kami berlatih yakni Provinsi DKI Jakarta. Fasilitas dari DKI Jakarta sangat baik dan bagus sampai try out ke luar negeri dalam setahun bisa dua kali. Kemudian TC umum dan khusus periodik sangat jelas, ” urainya.

Ironisnya lagi Dede menegaskan sebagai anak Papua dan rata-rata atlit Kick Boxing berasal dari Sorong dan anak-anak dari Rumah Papan Kelurahan Remu Selatan, punya kecintaan untuk membela tanah Papua. Akhirnya kembali membela Papua Barat Daya dan memberikan kontribusi terbaik bagi tanah Papua. Namun ternyata ini merupakan kesalahan, hal ini karena apa yang diharapkan ternyata tidak sesuai dengan yang diekspetasikan. Bahkan Dede menegaskan bahwa hal ini harus mendapatkan perhatian serius dari Penjabat Gubernur Papua Barat Daya yang juga merupakan Ketua Umum KONI PBD, supaya dana hibah kepada KONI segera dicairkan.

” Kami ini bukan atlit tarkam, atlit kami punya prestasi sampai di Internasional dan pernah membawa timnas Indonesia. Kami harap ada dukungan dari Pemprov kepada KONI PBD,sehingga cabor juga bisa melakukan persiapan. Karena kami ini mantan atlit dari DKI Jakarta, tapi kami semua mati-matian membela tanah kami Papua. Untuk memajukan atlit beladiri di Papua,” jelasnya.

Disamping itu juga Dede menegaskan bahwa sebenarnya atlit KickBoxing adalah atlit DKI Jakarta. Walaupun rata-rata anak Papua. Tetapi kecintaan terhadap tanah ini, memaksa mereka untuk kembali memperjuangkan Papua di kancah ivent nasional.Akan tetapi dengan kondisi seperti ini, maka kedepan pihaknya akan mempertimbangkan lagi untuk keikutsertaan atlitnya dengan Provinsi Papua Barat Daya.

” Itu yang membuat saya kecewa. Kita harap daerah kita lebih memperhatikan kita. Tapi kalau kenyataan seperti ini. Kami sudah koordinasi dengan KONI PBD. Jika tidak ada kejelasan lagi kami akan menyatakan mundur dan surat pernyataan pengunduran diri akan diberikan kepada KONI PBD dengan tembusan KONI Pusat termasuk Mendagri dan Presiden RI,” tegasnya. (boy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *