SORONG. Sorongpos.Com,- Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Papua Barat Robert Joppy Kardinal saat ditemui di sela-sela pelaksanaan Forum Penguatan Jejaring Pengelolaan Destinasi Pariwisata Melalui Pelaku Ekonomi Kreatif di Kota Sorong yang dilaksanakan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Hotel Rilich Panorama menjelaskan, kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara sangat tinggi.
Hal ini dikarenakan destinasi pariwisata di Raja Ampat. Menurutnya yang selama ini dilihatnya Kota Sorong belum menyediakkan fasilitas pariwisata yang lengkap. Oleh karena itu tamu yang berkunjungan baik lokal maupun mancanegara, hanya ” numpang lewat ” atau transit.
” Kenyataannya mereka turun dari pesawat ke pelabuhan rakyat naik kapal penyeberangan langsung ke Raja Ampat. Sampai disana mereka menyebar pada seluruh cottage, home stay dan resort yang ada di Raja Ampat,” akunya. Lebih lanjut RJK sapaan akrabnya dan merupakan politisi partai Golkar mengatakan studi yang dilakukan oleh Kabandara Sorong turis yang berkunjung ke Sorong. Hanya berada atau tinggak di Kota Sorong satu setengah hari saja.
Oleh karena itu harus dikembangkan sehingga turis paling tidak dapat tinggal di kota Sorong paling kurang 3 hari. Bahkan RJK menegaskan ada juga turis yang turun dari pesawat langsung ke Marina Star di Pelabuhan Perikanan. Kemudian naik perahu boat langsung ke kapal- kapal phinisi.
” Ini banyak lebih sulit bagi Raja Ampat. Karena mereka juga tidak dapat apa-apa. Saya kira pak Yusdi Lamatenggo tahu itu. Karena dia belasan tahun jabat Kadis Pariwisata di Raja Ampat. Nah turis ini sampai di kapal phinisi kemudian keliling kampung- kampung Raja Ampat. Dia tidak tahu ini kampung apa. Mereka hanya keliling untuk diving dan snorkling. Terus balik Sorong, tiba di Sorong penumpang diturunkan sampah dibuang dan dititip di Marina untuk dibuang. Jadi kota Sorong hanya terima sampah. Turis turun numpang kopi di Marina sebentar, kemudian ke bandara naik pesawat pulang ke negaranya,” urainya.
Lebih lanjut RJK menguraikan bahwa hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama baik Pemkot, Pemprov PBD,Kemenparekraf termasuk dirinya sendiri selaku anggota DPR RI dapil Papua Barat. Hal yang paling menarik untuk membuat orang bertahan adalah bisnis kuliner. Dicontohkannya pula negara Thailand, semua kota besar di dunia baik Asia, Eropa,Amerika tersebar rumah makan Thailand. Bahkan RJK juga sudah menggaungkan agar mensuport hal ini kepada pemerintah sejak duduk di parlemen.
” Pertama orang kenal makanannya dulu. Setelah itu pasti mereka tanya dari daerah mana, apalagi sekarang gampang tinggal buka google. Nah dia lihat, tenyata dari Thailand. Disana ada Pucket, Pattaya. Turis ke sana itu puluhan juta orang. Dia negara kecil, kita negara sebesar ini baru kunjungan hanya berapa belas juta orang saja. Nah setelah dikunjungi restoran Thailand,disitu mereka pasang televisi, pamerkan keindahan tempat wisatanya,” imbuhnya.
Dikatakan RJK pula, contoh seperti ini harus diterapkanvdan dimanfaatkan di Kota Sorong. Karena turis siapapun mau ke Raja Ampat pasti terlebih dahulu masuk ke Kota Sorong. Karena kota Sorong adalah pintu gerbang, walaupun provinsi termuda. Tapi jangan jadi yang terbelakang. Karena letak Sorong secara geografis dimana berada di kepala burung. ” Jadi letak kita di kepala burung harus terdepan bukan di ekor.
Sorong ini kota yang sebenarnya berdiri ratusan tahun. Jama dulu eskpor minyak dari sini tahun 1936. Jadi orang sudah tahu Sorong, mari kita kembangkan bersama,makanya saya pernah berapa kali bicara dengan Kabandara agar lokasi atau tempat yang kosong di jadikan tempat kuliner. Hal ini harus didukung baik Walikota maupun Gubernur,” tegasnya. (boy)