SORONG.SorongPos.Com,-Bertempat di lantai dua Hotel Aston, Rabu (13/4) Bank Indonesia Provinsi Papua Barat mengundang Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disporaparekraf) Provinsi Papua Barat Daya dan Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Sorong. Adapun hadir dalam dialog tersebut Kadisporaparekraf Papua Barat Daya Yusdi Lamatenggo S.Pi,M.Si dan staf serta Ketua,Sekertaris dan Bendahara PHRI Sorong. Sedangkan dari BI Papua Barat di wakili Hamdi Maiedison yang merupakan Ekonomi dari BI Papua Barat.
Adapun dalam dialog tersebut, dimana BI Papua Barat menunjukan hasil survey. Dimana dalam tahun 2023 lalu. Untuk kunjungan destinasi wisata secara nasional. Dimana daerah yang paling tertinggi dikunjungi wisatawan pasca covid-19 adalah kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat Daya.
” Secara nasional kabupaten Raja Ampat dikunjungi wisatawan mencapai 4.449 juta orang. Disusul Wakatobi 3.700 juta orang, Toraja sekitar 2.675 orang dan Likupang 1.967 orang. Data survey BI, karena perwakilan kantor kami ada di setiap provinsi,” ungkap Hamdi Maiedison.
Selain itu juga yang menjadi permasalahan utama dalam kunjungan wisatawan ke Raja Ampat,agar meningkatkan kualitas transportasi baik laut maupun udara. Kemudian mahalnya atau tinggi harga tiket pesawat bagi wisatawan untuk dapat mencapai destinasi wisata. Usai melakukan pemaparan dilanjutkan dialog dari Kadisporaparekraf PBD Yusdi Lamatenggo yang menjelaskan mengenai sudah disiapkan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan di Papua Barat Daya yang hanya tinggal di tandatangi PJ Gubernur PBD untuk dikeluarkan sebagai Peraturan Gubernur menjadi dasar dan landasan bagi pihaknya membangun dan meningkatkan pariwisata di Provinsi Papua Barat Daya.
Diakui Yusdi pula untuk sistim pungutan pariwisata di Provinsi Papua Barat Daya harus dibenahi dengan baik ditiap kota dan kabupaten yang ada di Provinsi PBD. Menurutnya saat ini BLUD yang ada di Provinsi PBD baru hanya ada di kabupaten Raja Ampat. Sedangkan kota dan kabupaten lainnya belum memiliki BLUD. Oleh karena itu saat ini pihaknya mendukung dan mendorong Dinas Pariwisata Kota Sorong agar segera membentuk BLUD. Kemudian akanwisata. Lanjut Hamdi bahwa kegiatan ini dilakukan bersama Dinas terkait dan PHRI dalam rangka melihat isu-isu terkini pembangunan pariwisata. juga didorong untuk pembentukan BLUD pada kabupaten lainnya.
” Tujuan pungutan destinasi pariwisata dapat dikelola dengan manajemen yang baik,” ungkapnya.
Sementara itu Ekonom BI Papua Barat Hamdi Maiedison saat ditemui usai kegiatan menjelaskan bahwa kegiatan atau program yang dilakukan BI adalah kegiatan atau edisi yang terbatas untuk meningkatkan program pariwisata terutama daerah yang sangat tinggi kunjungan destinasi
Selain itu juga kemungkinan besar ada hal-hal yang bisa dikolaborasikan ke depan bersama Disporaparekraf dalam mengembangkan pariwisata di Provinsi Papua Barat Daya. Menurutnya bahwa pertemuan atau kegiatan ini adalah merupakan langkah awal, biasanya dari BI memiliki tim yang melakukan kajian kepariwisataan. Kemudian hasilnya pertemuan ini akan disampaikan ke kantor pusat BI di Jakarta.
” Assessment akan kita sampaikan ke kantor pusat. Supaya secara nasional dapat dirumuskan kebijakan tingkat nasional, untuk mendukung kepariwisataan di PBD. Apakah nanti hasil rumusannya akan disampaikan ke Kementrian terkait yakni Kementrian Pariwisata termasuk Kemenhub untuk akses transportasi,” akunya.
Lebih lanjut Hamdi juga menjelaskan dalam undang undang BI yang terakhir. Dimana ditegaskan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi termasuk pariwisata dan sebagainya. Ketika disinggung media ini, dalam rangka meningkatkan pariwisata di kabupaten Raja Ampat. Dimana Pemkab Raja Ampat beberapa tahun yang lalu memakai brand dari tokoh terkenal atau kalangan artis untuk mempromosikan Raja Ampat sebagai Destinasi Wisata. Salah satunya memakai jasa artis Nadine Chandrawinata. Kata Hamdi
” Memang kami juga sedang mengupayakan hal itu. Karena kemarin kita sedang berusaha untuk menggandeng kerjasama dengan influenser, agar mempromosikan video pariwisata di Papua Barat Daya. Kemudian pada tahap satu kita belum menemukan influenser yang cocok begitu. Kedepan mungkin kita akan pakai influenser yang merupakan anak muda, kalau artis bagus juga. Tapi segmennya lebih ke arah wisata ekslusif. Tapi yang kita mau seolah-olah semua orang bisa kunjungan destinasi wisata ke Papua Barat Daya terutama ke Raja Ampat. Jadi kita tidak menggandeng artis tertentu, tapi lebih kepada influenser. Contohnya seperti di TV acara jejak petualang dan sebagainya. Yang jelas program ini tahap pertama mungkin ke kabupaten Raja Ampat dulu. Tapi tadi dari Disporaparekraf sudah memiliki video dan buku lengkap kunjungan destinasi wisata di Papua Barat Daya. Nanti kita tinggal kerjasama untuk promosinya. Kemungkinan pameran yang dilakukan antara BI dan Pemprov PBD,” akunya. (boy)