AIMAS.SorongPos.Com,- Terkait dengan aksi kemanusian dengan meminta bantuan di beberapa lokasi lampu trafig light di kota. Dimana bantuan tersebut, akan diberikan kepada warga masyarakat Maybrat khususnya pada Distrik Aifat yang mengungsi ke dalam hutan dan meninggalkan kampungnya. Pasca kejadian penyerangan terhadap Posramil di kampung Kisor Distrik Aifat Selatan yang menyebabkan tewasnya 4 orang anggota TNI AD.
Bahkan ada juga bantuan kemanusiaan dari berbagai lembaga swadaya masyarakat maupun darimana saja. Bupati Kabupaten Maybrat Dr. Bernard Sagrim MM, saat ditemui media (2/10) disela-sela pelaksanaan vaksinasi dan pemberian bantuan kepada warga yang dilakukan Bapera Provinsi Papua Barat di Tugu Merah Aimas Kabupaten Sorong meminta agar bantuan kemanusiaan dalam bentuk sembako dan sebagainya, agar dihentikan. Bahkan Bupati juga menegaskan bahwa warganya yang meninggalkan rumahnya bukan merupakan pengungsi. Akan tetapi mereka menghindar dan merasa ketakutan, akibat dari penyerangan Posramil Kisor oleh KKB. Menurutnya permasalahan yang terjadi bukan persoalan atau masalah bencana alam. Dengan demikian harus bisa bedakan substansinya.
” Misalnya warga saya di Maybrat yang berperang dengan kelompok sipil bersenjata yang berbeda doktrin. Kemudian menimbulkan korban jiwa, terjadi bakar membakar rumah. Katakan begitulah, terus terjadi pengungsian. Nah itu baru kita menerima bantuan dan silahkan saja,” tegasnya.
Bahkan dengan tegas Bupati Maybrat mengatakan, pasca kejadian. Dimana warganya yang mengamankan diri, meninggalkan rumahnya dan ada yang masuk ke hutan. Dimana semuanya sudah kembali ke rumah atau kampungnya. Diakuinya ada beberapa titik atau lokasi warga yang mengamankan diri tersebut. Dimana saat ini Pemkab Maybrat, sedang mengkonsentrasikan armada transportasi, untuk memulangkan warga kembali ke rumahnya. ” Saya sudah perintahkan tim dari Pemkab Maybrat dan mereka sudah berada pada lokasi atau titik warga yang mengamankan diri. Bukan tim saja, tapi bahan makanan atau sembako termasuk pakaian. Kita sudah distribusi,” akunya.
Adapun titik atau lokasi warga yang mengamankan diri, karena ketakutan, pasca kejadian tersebut yakni didaerah Kokoda bagian Utara naik ke wilayah Womba. ” Daerah sangat terpencil. Tapi itupun tim sudah tiba disana. Jadi mereka bukan pengungsi, tapi karena rasa takut. Demi keamanan dan kenyamanan, akibat dari peristiwa tersebut,” akunya
Ketika ditanya media ini, jika ada bantuan kemanusian terhadap warganya pasca peristiwa tersebut. Kata Bupati” Saya minta jangan dulu. Saya sudah pernah menyampaikan statement soal itu dan sampai saat ini belum dirubah atau dicabut. Tunggu saja, kalau saya sudah tarik pernyataan, yah silahkan saja,” akunya.
Bahkan dengan nada meninggi, Bupati menegaskan bantuan apa yang mau diberikan. Jikalau hanya bantuan berupa makan dan minum, semua sudah tercukupi dengan baik. ” Tulis itu bantuan apa yang mau diberikan. Saya sudah perintahkan para pejabat turun dan semua sudah terdistribusi soal makan dan minum. Sampai pakaian, seragam sekolah dan bumi sekolah. Apa yang dibantu, tidak orang mengungsi di Maybrat sana,” bebernya.
Hanya saja warga memilih meninggalkan rumah karena rasa kenyamanan dan kekuatirannya belum pulih dan warga menyeberang ke keluarganya. ” Ini bukan bencana alam, lalu bilang mengungsi. Sebaiknya kirim doa buat pemulihan warga di kabupaten Maybrat. Itu sudah lebih dari cukup,” imbuhnya.
Selain Bupati mengatakan, jikalau mau membantu. Dimana menyewa pesawat atau helikopter ataukah speed boat untuk membantu tim dari Pemda Maybrat mengambil warga dari lokasi mereka mengamakan diri dan letaknya sangat terpencil. ” Kalau bantu, yah mungkin kirim tim yang bisa menghilangkan trauma warga, akibat dari kejadian tersebut. Itu boleh, ada yang kita butuh baru boleh. Tapi yang kalau tidak dibutuhkan, yah untuk apa juga. Saya saja sendiri juga bersama Bapera di Kabupaten Sorong sini juga bagi- bagi sembako. Apalagi warga saya sendiri di Maybrat sana,” pungkasnya. (boy)