Jakarta, Sorongpos – Mabes Polri menyatakan proses penyidikan atas pembunuhan Pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya, Papua, masih terganjal oleh penolakan keluarga yang menolak upaya otopsi terhadap jenazah korban
“Inilah yang jadi permasalahan di dalam proses penyidikan. Bagaimana kami menentukan kematiannya kalau tidak ada otopsi,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigadir Jenderal Awi Setiyono kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (11/11), sebagaimana dikutip CNN Indonesia.
Menurutnya, pihak Rumah Sakit Bhayangkara Makassar telah meminta agar proses autopsi itu dilakukan di Kabupaten Mimika. Dia mengklaim , proses otopsi tidak akan berjalan kondusif apabila dilakukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Lewat otopsi ini kata dia, penyidik bisa membuktikan secara pasti sebab kematian korban. Apakah akibat tertembak atau alasan lain.
Hingga saat ini penyidik Polda Papua masih terus melakukan negosiasi dengan keluarga korban.
Awal November lalu, Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen Paulus Waterpauw mengatakan pihaknya masih berkomunikasi dengan sejumlah pihak, mempersiapkan penggalian makam dan otopsi Pendeta Yeremia Zanambani.
Waterpauw menyatakan pihaknya akan melibatkan tim dokter forensik dari Makassar untuk melakukan otopsi jenazah Pendeta Yeremia Zanambani. Waterpauw meminta kerja sama Pemerintah Kabupaten Intan Jaya dan para tokoh di Sugapa dan Hitadipa, agar proses penggalian makam dan otopsi jenazah Pendeta Yeremia Zanambani berjalan lancar. (Sumber: jubi.co.id)