KOTA SORONG, SORONGPOS,COM – Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Sorong, Jenny Isir, menegaskan bahwa imunisasi anak sekolah bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan langkah penting untuk mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular seperti difteri dan campak.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Pertemuan Advokasi dan Koordinasi Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang berlangsung di lantai II Kantor Dinas Kesehatan Kota Sorong, Jumat (17/10/2025).
Kata Jenny, BIAS merupakan program nasional yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia setiap bulan Agustus dan November. Karena itu, keberhasilannya di daerah tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan atau puskesmas, tetapi juga seluruh pemangku kepentingan, termasuk Dinas Pendidikan, kepala sekolah, lurah, dan orang tua siswa.
“Jika target imunisasi tidak tercapai, maka hal itu menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah daerah. Kami berharap semua pihak dapat bekerja sama agar pelaksanaan BIAS di Kota Sorong berjalan sukses,” ujarnya.

Sambungnya, sasaran BIAS tahun ini mencakup anak kelas I, II, dan V SD. Pada Agustus lalu, anak kelas I telah menerima vaksin Measles Rubella (MR), sementara pada November mendatang akan diberikan vaksin Difteri Tetanus (DT) untuk kelas I dan II, serta Human Papilloma Virus (HPV) untuk kelas V guna mencegah kanker serviks.
Target nasional imunisasi BIAS, papar Jenny, ditetapkan sebesar 88 persen, namun capaian Kota Sorong pada 2024 baru mencapai 73,8 persen. Berdasarkan data terbaru, cakupan imunisasi MR sebesar 77,8 persen, sedangkan HPV kelas V mencapai 70,1 persen. Rendahnya capaian tersebut antara lain disebabkan oleh penolakan sebagian orang tua akibat hoaks serta kurangnya pemahaman tentang manfaat imunisasi.
“Masih banyak orang tua yang ragu karena mendengar informasi keliru tentang vaksinasi. Padahal, imunisasi BIAS adalah kelanjutan dari imunisasi dasar masa bayi untuk memperkuat kekebalan tubuh anak di usia sekolah,” jelasnya.
Ditambahkan, imunisasi merupakan perlindungan berlapis yang perlu diberikan ulang karena daya tahan tubuh anak terhadap penyakit akan menurun seiring waktu. Untuk itu, Dinas Kesehatan Kota Sorong bekerja sama dengan Unicef, Dinas Pendidikan, dan Kementerian Agama dalam memastikan pelaksanaan BIAS tahap kedua di November berjalan optimal, melibatkan seluruh sekolah umum dan madrasah.

Di tempat yang sama, Perwakilan Unicef Papua Barat dan Papua Barat Daya, Firmansyah, menilai bahwa keraguan dan penolakan orang tua masih menjadi tantangan utama dalam pelaksanaan imunisasi sekolah. Berdasarkan data, 38 persen orang tua menolak imunisasi karena khawatir imunisasi ganda, dan 12 persen karena takut efek samping.
“Ketika cakupan imunisasi rendah, kekebalan kelompok tidak akan terbentuk. Ini berbahaya karena dapat memicu KLB penyakit menular. Imunisasi adalah hak setiap anak, kewajiban setiap orang tua, dan investasi untuk masa depan bangsa,” tegasnya.
Firmansyah juga menekankan pentingnya pemberian vaksin HPV karena angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks terus meningkat, dengan estimasi satu perempuan meninggal setiap jam akibat penyakit tersebut.
Sebagai tindak lanjut, pertemuan tersebut menyepakati sejumlah langkah untuk memperkuat pelaksanaan BIAS tahap kedua pada November 2025, antara lain:
- Pelengkapan data imunisasi anak di sekolah-sekolah yang belum mencapai target oleh puskesmas dan pihak sekolah pada minggu ketiga hingga keempat Oktober 2025.
- Sosialisasi langsung kepada orang tua siswa oleh puskesmas dan guru, dengan dukungan Dinas Kesehatan serta Unicef.
- Pembuatan dan penyebaran flayer digital serta video edukasi dari dokter spesialis anak melalui grup WhatsApp orang tua.
- Penayangan pesan edukatif di videotron, bekerja sama dengan Dinas Kominfo Kota Sorong.
Melalui koordinasi lintas sektor ini, Jenny berharap pelaksanaan BIAS tahap kedua dapat mencapai target nasional.
“Imunisasi bukan hanya tentang suntikan vaksin, tetapi tentang memberi perlindungan dan harapan bagi masa depan anak-anak Kota Sorong agar tumbuh sehat, cerdas, dan produktif,” pungkas Jenny. (brm).