SORONG.SorongPos.Com,- Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Ekonomi Kreatif (Disporapaekraf) Provinsi Papua Barat Daya Yusdi Lamtenggo S.Pi, M.Si saat ditemui media ini menjelaskan, dalam rangka pengembangan pariwisata di Provinsi Papua Barat Daya sangat membutuhkan strategi marketing.
Menurutnya juga, dalam dunia pariwisata memakai istilah POSE yang singkatkan terdiri dari Pait,Ohm,Social, Endorse. Ditambahkan juga pait media artinya media berbayar. Dicontohkan kerjasama dengan media televisi nasional termasuk kerjasama dengan koran nasional maupun koran lokal sampai dengan media online baik nasional maupun lokal.
” Ini kerjasama marketing melalui pait media berbayar,” akunya
Lebih lanjut Yusdi juga membeberkan mengenai ohm media artinya media yang dimiliki oleh pemda sendiri yang diterbitkan oleh Kominfo. Sedangkan strategi social media yakni Disparekraf melakukan kerjasama dengan teman-teman media melalui facebock, instagram,you tube, tiktok.
Selain itu strategi terakhir adalah endorse dimana saat ini pihaknya lagi mencari publik figur yang terkenal menjadi endorse di Provinsi Papua Barat Daya. Sebagai contoh kata Yusdi di kabupaten Raja Ampat untuk kembangkan pariwisata diving. Dimana saat itu dirinya masih menjabat Kepala Dinas Pariwisata Raja Ampat melakukan kerjasama dengan Nadine Chadrawinata.
” Dimana saja tugasnya Nadine hanya membicarakan dan mempromosikan Raja Ampat. Nah sekarang di Papua Barat Daya kita sedang mencari sosok yang tepat untuk jadi endorse provinsi,” terangnya.
Lebih jauh Yusdi menegaskan pula publik figur yang dicari saat ini bisa macam-macam mulai dari kalangan artis sampai tokoh-tokoh lainnya yang bisa endorse provinsi Papua Barat Daya. Oleh karena itu strategi POSE harus dikolaborasikan. Kemudian juga sangat dibutuhkan komitmen dari stokholder, karena dalam pariwisata adalah pekerjaan yang memiliki banyak multi stokholder, multi disiplin ilmu.
Tanpa dukungan stokholder lainnya pariwisata tidak akan pernah berjalan. Contoh pariwisata sangat tergantung dari sektor perhubungan , juga sangat tergantung dengan sektor keamanan, selain itu sangat tergantung dengan bahan makanan mulai dari pertanian dan kelautan. Kemudian tergantung dengan masalah cuaca atau kerjasama dengan BMKG, dari sektor kesehatan. Contoh terjadi covid, kesehatan sangat penting
” Intinya harus bersinergi baik pemerintah, masyarakat,dunia usaha, NJO dan media melakukan kerjasama. Ilmu baru sekarang namanya extra heling model terakhir yang sangat mendukung adalah lembaga keuangan,” urainya.
Hal ini dikarenakan dunia usaha baik besar dan kecil termasuk UMKM butuh dukungan pendanaan untuk pengembangan pariwisata, harusnya ada dukungan lembaga keuangan untuk survive UMKM mulai dari home stay, rumah makan, toko souvernir. Dimana semua ini butuh dukungan modal. Jika tidak ada modal, maka sulit untuk berkembang.
” Strategi mulai dari akses, amenitas, atraksi ditambah strategi POSE dan lain-lainnya.Tapi yang paling terpenting adalah komitmen kepala daerah untuk pengembangan sektor pariwisata. Kalau ada komitmen semua gampang. Tapi kalau tidak ada ,yah tidak akan jalan. Di Papua Barat Daya kita bersyukur pak Gubenur sangat komitmen untuk mendorong Papua Barat Daya menjadi destinasi eco wisata kelas dunia,” imbuhnya.
Bahkan kata Yusdi pihaknya sudah buat perencanaan dan sudah ada rencana inti untuk dukungan pariwisata Papua Barat Daya dan disusun Baperinda. Menurutnya pula tahun ini pihaknya akan menyiapkan semua dokumennya dan mudah-mudahan pada tahun 2025 saat provinsi ini makin tumbuh dan berkembang. Dimana pariwisata akan menjadi sektor penggerak ekonomi di Papua Barat Daya. (boy)