KOTA SORONG, SORONGPOS.COM – Guna memastikan kestabilan harga Sembilan Bahan Pokok (Sembako) selama bulan suci Ramadhan 1444 H/2023 di pasaran, Penjabat Wali Kota Sorong, George Yarangga, melakukan Inspeksisi mendadak ke Toko Bone Indah Pasar Sentral Remu, Toko Saga Sorong Pusat (Sorpus), dan Gudang Perum Bulog Sorong, Jumat (24/3/2023).
Dalam kegiatan tersebut, Yarangga didampingi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) termasuk Sekretaris Daerah Kota Sorong, Ruddy R. Lakku Satgas Pangan Polresta Sorong dan Polda Papua Barat, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Kepala BPS Sorong, Merry.
Mengawali Turun Lapangan (Turlap) tersebut, dirinya melakukan briefing dengan tim di Ruang Rapat Walikota, guna mengetahui perkembangan informasi harga di pasaran, dan lokasi-lokasi yang akan dilakukan sidak.
Saat melakukan Sidak di Toko Bone Pasar Sentral Remu, tim menemukan jika telah terjadi kenaikan harga beras bulog dari Rp10.000 menjadi Rp11.000 selama satu hari. Hal ini disebabkan terjadinya keterlambatan pengiriman beras. Namun pada tanggal 22/3/2023, toko tersebut menerima kiman beras bulog sebanyak 5 ton, sehingga harga telah diturunkan kembali.
“Kami menerima informasi bahwa di Toko Bone itu ada kenaikan harga beras bulog. Tadi kami sudah cek ternyata betul, kemarin sehari saja. Mungkin ada kesalahan teknis sehingga harga beras bulog naik menjadi Rp11,000. Jadi selama belum ada imbauan untuk menaikkan harga terutama beras bulog, kami pastikan harganya tetap Rp10.000 per kilo,” kata Yarangga kepada wartawan.
Menanggapi hal tersebut, dirinya mengingatkan pihak toko untuk tidak semena-mena menaikkan harga beras bulog. Menurutnya, sekalipun harga yang dinaikkan hanya Rp1.000, namun sangat berpengaruh bagi masyarakat selaku pembeli.
“Saya dengar kemarin kalau kalian jual beras bulog itu harganya diatas HET (Harga Eceran Tertinggi) yang ditetapkan pemerintah. Sekalipun hanya Rp1.000 rupiah tapi masyarakat yang jadi susah. Saya harap ini yang terkahir kali saya dengar,” tegur Wali Kota Yarangga kepada penanggung jawab toko tersebut.
Selain beras bulog, dirinya juga memantau perkembangan harga komoditi lainnya seperti, harga telur per tray (ram, red), daging ayam, dan daging sapi di Pasar Tradisional Remu yang terletak satu lokasi dengan toko Bone Indah.
Saat di Pasar, Yarangga melakukan perbincangan dengan beberapa pedagangan daging ayam potong dan daging sapi. Dari harga yang ditemui di lapangan, harga daging ayam potong masih normal, yakni berkisar diharga Rp38.000 hingga Rp40.000 per ekor.
Tidak dengan harga daging sapi yang mengalami kenaikan dari Rp140.000 menjadi Rp150.000 per kilo. Menurut salah pedagang daging sapi, Rahman, mengakui bahwa kenaikan harga tersebut diakibatkan harga beli sapi yang mahal, sehingga berdampak pada harga jual di pasar.
Hal tersebut dibenarkan Firdiana Krisnaningsih selaku dokter hewan. Dijelaskannya, akibat dari penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular yaitu, Penyakit Mulut dan Kuku (PKM), mengakibatkan belum adanya sapi yang diimpor dari luar kota Sorong. Akibatnya, para pedagang membeli sapi lokal dengan harga yang mahal, sehingga berdampak pada harga penjualan.
“Tapi kami akan menyurat ke provinsi sebelum lebaran, agar kalau boleh ada sapi yang didatangkan dari NTT atau daerah mana saja. Kami berharap supaya harga tetap stabil. Ini perlu dilakukan, karena setiap menjelang hari raya, akan banyaknya permintaan dengan persediaan yang terbatas, tentunya akan mempengaruhi harga di pasaran,” ujar Yarangga.
Selanjutnya, tim bergerak menuju Toko Saga Supermarket & Dept. Store. Ditemani Andre, Supervisor toko tersebut, Pj. Wali Kota mengecek harga daging ayam, daging sapi, minyak goreng. Dari pengecekan tersebut, khusus untuk daging sapi, terdapat daging sapi lokal dan impor.
Dari pantauan, harga daging ayam, sapi, dan minyak goreng yang dijual di Saga Supermarket & Dept. Store masih nyaman di saku pembeli, alias masih normal. Untuk harga, daging sapi impor Rp180.000/kg, daging sapi lokal Rp170.000/kg, ayam potong 33.900/ekor, udang dan cumi yang didatangkan dari Teminabuan Rp120.000/kg, dan ikan mujair dari Surabaya Rp65.000/kg.
Selain itu, telur ayam ras pack Rp29.500, telur ayam ras butir Rp3.000, telur ayam ras ram Rp82.000, telur asin pack Rp18.000, telur bebek mentah Rp30.000, telur puyuh pack Rp8.500, telur ayam kampung pack Rp22.000, dan telur ayam kampung OMG3 Rp22.500.
Untuk Minyak Goreng (Migor) Bimoli 1 liter Rp27.000, 2 liter Rp52.000, migor Mitra 2 liter Rp40.500, 5 liter Rp107.500, migor Kunci Mas 900 ml Rp18.500, migor Masku 2 liter Rp41.000, dan migor Vasa 1800 ml Rp.33.500.
Harga beras merek Kita atau Bulog 5 kg Rp51.000, beras Merpati 17 kg Rp246.500, 10 kg Rp146.500, 5 kg Rp76.000, beras Semangka 10 kg Rp139.500, 25 kg Rp341.500, beras 99 5 kg Rp99.000, 10 kg Rp157.500, beras Bebek 5 kg Rp74.000, 10 kg Rp145.500, 17 kg Rp244.000, dan 25 kg Rp358.000.
Menurut Andre, pihak toko Saga dan supplier telah melakukan kontrak kerja, sehingga produk yang masuk ke toko tersebut, harganya tetap dijaga atau tidak dinaikkan.
“Mudah-mudahan menjelang lebaran, baik di Supermarket Saga maupun di Dept Store lainnya, tetap menjaga harga atau tidak ada kenaikan yang signifikan, sehingga warga Kota Sorong bisa menjangkau produk yang ada, terutama menjelang lebaran,” harap Yarangga.
Dari Saga Supermarket, tim bergerak menuju Gudang Bulog. Asisten Manager Bulog, Fijrah Jaya Rahman menjelaskan ketersediaan stok beras, minyak, gula, tepung, daun teh, dan ikan kaleng kepada Yarangga.
Dari penjelasan tersebut, dirinya meyakinkan Wali Kota dan TPID Kota Sorong, bahwa hingga lima bulan ke depan, ketersediaan stok beras bulog, gula, dan minyak goreng akan aman di Kota Sorong, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
“Untuk stok beras bulog, gula dan minyak goreng semua akan aman sampai pada hari raya Idul Fitri nantinya. Bahkan, stok ini akan aman sampai 5 bulan ke depan. Jadi, masyarakat kota Sorong dan sekitarnya tidak perlu khawatir,” papar Fijrah.
Berdasarkan data yang dihimpun, rincian ketersediaan stok di Gudang Perum Bulog Sorong yaitu, beras sebanyak 3.700 ton, gula pasir 2.290 ton, dan minyak goreng merek Minyak Kita sebanyak 42.509 liter. Tentunya, jumlah ini dapat memenuhi permintaan pasar dan kebutuhan masyarakat kota Sorong.
“Jadi kami berharap, bahwa stok ini cukup sampai 5 bulan depan, dan masih tetap terjaga sampai menjelang puasa dan lebaran. Untuk tim TPID, kami tetap melakukan pemantauan terus, untuk menjaga kota Sorong tetap aman dan terkendali,” ujar Yarangga diakhir sesi wawancara. (brm)