MANOKWARI. SorongPos.Com, – Bupati Kabupaten Teluk Bintuni Ir. Petrus Kasihin. MT mewakili daerah penghasil minyak dan gas(migas) berikan sambutan pada acara silahturahmi migas bersama operator wilayah migas kepada pimpinan Pemerintah Provinsi Papua Barat dan kabupaten penghasil migas. Acara silahturahmi berlangsung di Hotel Swiss Bell Manokwari, Rabu(30/3) dengan mengambil Thema Hulu Migas Maju Masyarakat Sejahtera.
Sementara itu Bupati Kabupaten Teluk Bintuni Ir. Petrus Kasihiw dalam sambutannya mengatakan kepada Kepala SKK Migas Papua Maluku(Pamalu) dan seluruh jajarannya, kemudian unsur Pemerintah Provinsi Papua Barat, jajaran TNI dan Polri serta daerah penghasil migas di kabupaten Sorong yang diwakili Asisten II Pemkab Sorong. Menurut Bupati Teluk Bintuni mencermati apa yang telah disampaikan oleh Kepala SKK Migas Pamalu serta penyampaian Pangdam Kasuari. Dimana sebagai daerah penghasil, dimana selama ini pihaknya bekerja keras dan berupaya agar program strategis nasional yang berkaitan dengan eksplorasi Hulu migas di Teluk Bintuni maupun di Kabupaten Sorong bisa berjalan dengan baik. Dimana sudah menjadi tugas dari pemerintah daerah dan selalu dilakukan. Kemudian upaya dari pemda mengajak masyarakat, dapat menerima investasi di sektor migas. ” Tapi juga masyarakat kita libatkan sehingga mereka juga dapat merasakan hasil dari semua operasi Migas yang ada di Papua Barat terutama di Bintuni dan Kabupaten Sorong, ” akunya.
Diakui Bupati pula memang banyak pengalaman yang selama ini dihadapi pemda,agar bagaimana Migas di Papua Barat dapat terus berjalan dan berikan kontribusi bagi negara maupun pemda. Akan tetap hak-hak masyarakat adat Papua yang senantiasa mengalami dinamika dari waktu ke waktu. Dikatakan Bupati pula pengalaman dialaminya, agar bagaimana komitmen yang sudah dibangun bersama dengan masyarakat lewat berbagai kesepakatan misalnya amdal dan sebagainya dapat berjalan. “Tapi dalam dinamika seperti itu perubahan dari masyarakat adat juga mengalami perubahan pemahaman seiring dengan waktu. Tentunya ada banyak konsultan yang dalam tanda kutip. Datang memberikan masukan beragam kepada masyarakat ,sehingga kesepakatan yang telah kita buat bersama dianggap tidak lagi berharga dan menguntungkan mereka, ” terangnya.
Bahkan dengan tegas Bupati mengatakan bahwa apa yang dialaminya selama ini. Dimana pihaknya di Bintuni bekerja keras dan produksi gas di Bintuni berjalan dengan baik. Selain itu juga sudah ada train 3 yang sudah akan mulai beropersi. Selain itu jika dirinya berkesempatan ke Jakarta, tentunya akan bertemu dengan manajemen BP Tangguh. Kemudian baru saja ketemu Kepala SKK Migas Pusat belum lama ini di Jakarta. Disamping itu juga ketemu juga investor yang sudah beroperasi seperti Genting Oil. Hal ini dilakukan agar membangun kesepahaman, agar operasi Migas tetap berjalan. Walaupun tuntutan masyarakat yang beraneka ragam. ” Tapi kita sudah berupaya untuk meminimalisir. Saya berpengalaman juga pak Dandim Teluk Bintuni. Dimana kita menyelesaikan beberapa persoalan,walaupun masih ada hambatan dalam operasi Petro Energy yang berada di Wari agar. Ini memang ada persoalan masa lalu yang berkaitan dan belum hilang dari ingatan masyarakat. Terkait tuntutan dari masyarakat misalnya dulu Pertamina yang datang to. Menurut masyarakat Pertamina selesaikan dulu hak-hak masyarakat. Tapi kita menjelaskan dengan terjadi perubahan dari negara maupun instansi dengan kewenangan yang negara berikan, ” urainya.
Disamping itu pula Bupati menegaskan ada beberapa persoalan besar di Kabupaten Teluk Bintuni mengenai penerimaan tenaga kerja. Dimana menurut orang asli Bintuni bahwa kebanyakan tenaga kerja didatangkan dari luar. Bahkan pihaknya sudah berupaya keras membuat tempat pelatihan kerja yang dinamakan P2TI. Tentunya lanjut Bupati bisa menghasilkan tenaga anak asli Papua berjumlah 20 orang yang sudah dikirim dan bekerja di Brunei Darussalam. Kemudian 33 orang yang bekerja di Batam dan 2 orang bekerja di Qatar. Kemudian menyusul 40 orang yang diberangkatkan bekerja di Morotai. ” Sementara ini 20 orang sedang mengikuti pelatihan di Tecnopart Solo. Jadi kita sudah siap dan mereka punya keahlian dari sisi eskavoulder, teatrikal,welder dan sebagainya. Ini kita sudah siapkan anak-anak yang ahli di bidangnya, kenapa perusahaan belum menerima. Memang kita pahami tenaga sangat terbatas. Yang tenaga kita, siapkan adalah semi skill yang bekerja di proyek. Kalau proyek selesaikan mereka dirumahkan. Nanti ada proyek lagi kita kirim lagi, “tuturnya.
Ditambahkan Bupati pula pihaknya bekerja sama dengan BP Tangguh, untuk menyiapkan tenaga kerja asal Papua untuk masuk dalam manajemen di BP Tangguh. Bahkan sudah ada tenaga berjumlah 100 orang lebih yang selesai pendidikan di Ciloto. ” Saya juga ketemu Kepala SKK Migas Pusat dan ada 30 anak asli Bintuni yang sekolah di Ciloto, untuk masuk bekerja sebagai operation dalam LNG Tangguh. Ini kita jelaskan kepada masyarakat bahwa kehadiran LNG Tangguh dapat bermanfaat bagi mereka, ” tegasnya.
Dalam kesempatan silaturahmi tersebut, Bupati menyampaikan pihaknya sedang menyelesaikan tuntutan dari masyarakat adat Sebe mengenai tuntutan dari 6 sumur gas yang sudah terlesaikan di jaman Gubernur Papua Barat di jabat almarhum Bram Ataruri, dan jaman Bupati Bintuni Alfons Manibui. Dimana setengah tuntutan masih tertinggal, kurang lebih Rp 32,4 Milyar. Oleh karena itu pihaknya berupaya dengan mencari pasal untuk menyelesaikan hak masyarakat adat. Jikalau tidak diselesaikan kata Bupati masyarakat akan duduki plat form arau rig lepas pantai. ” Saya bersama Kapolres Teluk Bintuni dan Dandim bekerja keras amankan masyarrakat. Akhirnya kita dapat solusi, kita bayar dengan memakai dana BPH Migas Otsus yang harus kita bayarkan. Karena ini hal mereka,kalau kita bicara hukum positif pasti tidak akan sambung. Mungkin lewat otsus itu ada penghargaan kepada masyarakat adat sehingga mereka bisa mendukung operasi migas. Kita akan bayar tahun ini bersama Pemprov Papua Barat. Pak Gubernur Papua Barat akan bantu dana Rp 16,2 Milyar dan Teluk Bintuni lewat APBD menyiapkan Rp 16,2 Milyar agar proyek itu bisa berjalan. Ini yang kita namakan penyelesaian blok kasuri. Sudah sama-sama kita kawal dokumen amdal dan sudah final. Tinggal ditandatangani komisi amdal daerah dan pusat. Kita berharap Genting Oil segera beroperasi. Kepada SKK Migas, kita harapkan berikan kemudahan kepada Genting Oil agar dapat beroperasi dan berjalan. Karena mereka sudah mengeluarkan uang yang begitu banyak dan masyarakat juga senang kepada merekamereka Genting Oil. Jadi harus ada kepastian beroperasi kepada Genting Oil ,supaya bisa berjalan, ” ujarnya.
Lebih jauh Bupati menyampaikan ada juga kegiatan besar di Buntuni yakni hadirnya Petrokimia di Onar dan pihak Pemda Bintuni sudah menyiapkan dana sebesar Rp 50 Milyar, untuk penyelesaian 50 hektar lahan pertama dalam kawasan titik industri sebesar 200 hektar. ” Lewat APBD Teluk Bintuni kita siap. Ini kita lakukan dalam rangka mendukung kawasan strategis Migas di Bintuni. Karena sudah ada percepatan lewat Perpres. Kita menghargai keputusan bapak Presiden dan pemda berupaya keras. Bahkan pabrik pupuk juga akan hadir di Bintuni. Karena ekonomis mungkin ditempat lain juga ada. Tapi sementara ini gas ada di Bintuni. Kalau minyak pasti Sorong. Nah itu nanti disampaikan pak Bupati Sorong lewat Asisten II, ” benernya.
Lebih jauh Bupati menyampaikan pihaknya bersama-sama upayakan lewat perdasus BPH Migas dan sudah dorong ke Provinsi. Kemudian ditetapkan melalui Perda Nomor 3 Tahun 2019 yang telah dibagi Bintuni 40 persen sebagai daerah penghasil begitu juga dengan Kabupaten Sorong 40 persen. Provinsi Papua Barat 30 persen dan 30 persen bagi daerah bukan penghasil di wilayah Papua Barat artinya hasil, Migas dirasakan oleh semua daerah. ” Tidak hanya Bintuni dan Sorong. Kita harapkan dukungan dari semua pihak. Memang dinamika cukup tinggi di masyarakat, tapi pihak bekerja keras merangkul masyarakat. Kadang kadang masyarakat mereka lihat tentara, kemudian datang tanya saya. Kenapa tentara ada, mereka punya perusahaan ka. Tapi saya katakan tidak dan berikan pengertian bahwa itu obyek vital nasional. Pasti ada tangan negara misalnya tentara dan polisi. Saya jelaskan ke masyarakat bahkan kalau tidak percaya, masyarakat sama-sama dengan saya ketemu Pangdam atau Kapolda sudah dengar penjelasan lebih tepat. Saya juga minta acara silaturahmi bisa dilaksanakan 1 tahun, dia kali. Supaya kita dapat memantau daerah Migas baik di Bintuni maupun di Sorong,” urainya. (boy)