KOTASORONG. SorongPos,-Direktur Wisata Minat Khusus Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Alex Renyaan bersama anggota DPR RI Komisi X Robert Joppy Kardinal saat ditemui sejumlah Media Online Kamis(3/6) di Tanjung Kasuari pada sela-sela kegiatan program BISA dan pertama kali dilaksanakan di Provinsi Papua Barat yakni di Kota Sorong menegaskan, pelaksanaan program BISA dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dilakukan pada 34 provinsi dan lebih dari 500 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.
Dikatakannya pula terpilih Sorong, dalam rangka program BISA, disebabkan kota Sorong merupakan pintu gerbang masuk ke Provinsi Papua dan Papua Barat. “‘ Program Bersih Indah Sehat dan Aman( BISA) di Papua Barat. Hanya Kota Sorong yang dipilih. Ini merupakan program bersih- bersih daerah wisata,” akunya.
Saat ini kata Alex, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membuat dua program wisata gerakan desa berupa bersih daerah wisata. Kemudian daerah wisata yang pengunjungnya banyak, akan tetapi produksi sampah sangat tinggi, sehingga adanya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mengolah atau oengeloaan sampah.
” Nah orang LSM kita datangkan dan tinggal 6 bulan didaerah lokasi wisata tersebut. Nah untuk program itu tidak dilakukan di Sorong, karena produk sampah daerah wisata tidak sebanyak tempat lain. Dengan tinggal selama 6 bulan, sebenarnya masyarakat setempat tidak terlalu dilibatkan, tetapi organisasi yang melibatkab masyarakat, untuk cara pengolahan sampah plastik sampai daur ulang,” akunya.
Lebih lanjut Alex mengatakan program dari Kementrian, sebenarnya juga adalah merupakan kompensasi bagi masyarakat di sekitar obyek wisata. Dikarenakan masyarakat bekerja dan membersihkan dibayarkan honor atau upah. ” Ini yang kita lakukan di seluruh daerah,” urainya.
Ditegaskan kembali bahwa program dari Kementrian ini, tidak dilakukan di kabupaten Raja Ampat. Hal ini dikarenakan kabupaten Raja Ampat merupakan daerah destinasi wisata sudah mapan. Dengan demikian program yang dilakukan sekarang lebih cocok kepada daerah di sekitarnya. ” Kita konsultasi dengan mitra dari Komisi X DPR RI. Dari pak Robert dipilih Kota Sorong. Kalau di provinsi Papua juga ada, kalau tidak saalh lokasinya di Danau Sentani,” imbuhnya (tim)