KOTASORONG.SorongPos,- Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat Yusdi Lamatenggo saat ditemui media ini di Swiss Bell Hotel Senin (31/1) mengatakan, terkait dengan program intensifikasi layanan sistim pembayaran destinasi wisata secara non tunai dan memakai sistim digital di kabupaten Raja Ampat. Dimana baik dari Dinas Pariwisata, Perhubungan maupun UMKM sidah siap.
Dijelaskan pula saat ini secara fakta di lapangan, untuk penggunaan sistim pembayaran secara digital atau transaksi non tunai di Raja Ampat sudah berjalan baik dari Bank Papua, Mendjdi, BRI dan BNI. Dikarenakan semua tempat wisata di Raja Ampat sudah memiliki EDC dengan memakai kartu uhruk pembayaran baik restoran, hotel dan resort, kapal termasuk tiket kapal untuk masuk ke Raja Amoat sudah memakai sistim EDC.
” Yang jelas penyampaian Kepala Deputi Perwakilan BI Papua Barat adalah memakai pembayaran digital untuk kenyamanan, memutus mata rantai covid, kemudahan dan keamanan bagi wisatawan. Banyak sekali manfaatnya, ” tegasnya.
Bahkan kata Yusdi di Raja Amoat untuk transaksi digital tidak hanya menggunakan sistim EDC.Akan tetapi pembayaran sudah dilakukan dengan memakai kartu yang dinamakan Tepkes atau Grizly dan sebqgainya. Dikarenakan masing- masing bank punya program, untuk melakukan transaksi secara non tunai atau yang dinamakan e-money (uang elektronik) .Dikatakannya pula program ini sudah berjalan dan yang terbaru adalah penggunaan sistim Quick Repons Indonesia Standar dan hal ini dipergunakan semua bank di Indonesia. “‘Kita terus tingkatkan ini, bekerjasama dengan Bi dan himpunan bank negara di lokasi wisata yang tersebar di kabupaten Raja Ampat,” ujarnya.
Disamping itu juga saat ini dari Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat melalui penjualan tiket pada UPTD BLUD Pariwisata sudah diterapkan sistim Quick Respon Indonesia Standar untuk melakukan pembayaran atau transaksi dan sudah dipersiapkan sejak bulan Agustus Tahun 2020 lalu. Bahkan telah memiliki barcode, untuk melakukan transfer pembayaran. Selain menggunakan sistim EDC dan e- money.
Diakuinya untuk transaksi digital di Raja Ampat, tulang punggungnya adalah Waisai selaku ibukota kabupaten. Dikarenakan untuk lancarnya sisitm pembayaran, sudah pasti harus memiliki jaringan. Dengan demikian pihaknya juga sudah bekerjasama baik dengan Telkom maupun Telkomsel.
” Waisai jaringan internetnya cukup bagus, dibandingkan tempat lain. Nah kendala kita di daerah spot wisata. Karena tidak banyak daerah atau spot wisata yang memiliki jaringan 4 G. Memang di pianemo masih 3 G, Meosmansar 4G, kemudian Missol dan sebahagian daerah Yellu. Kita upayakan dan mencari jalan bersama Telkom dan Telkomsel, paling tidak daerah spot wisata sudah bisa terjangkau jaringan 4G supaya bisa melakukan pembayaran transaksi secara digital,” urainya.
Ditambahkan pula saat ini dari Telkom maupun Telkomsel sedang melalukan survey, guna mendukung jaringan 4G untuk daerah spot wisata yang didahulukan. Hak ini dikarenakan spot wisata di Raja Ampat sangat banyak. Sebagai contoh di Waigeo belum semuanya termasuk Waigeo daratan kemudian daerah Missol Timur dan Kofiau untuk di cover penambahan jaringan menjadi 4G.
” Supaya bisa mendukung sistim pembayaran digital, tapi sambil menunggu. Untuk di Waisai semua sudah dapat digunakan dengan baik. Intinya jaringan internet baik dan bagus, dapat mendukung program pembayaran transaksi secara digital atau non tunai,” bebernya.
Disamping itu Yusdi mengatakan saat ini sistim pembayaran, lebih banyak sudah memakai sistim digital disesuaikan dengan teknologi. ” Manfaat pembayaran digital sangat banyak, dapat menghindari peredaran uang palsu, laporan penggunaan keuangan jelas dan terdata secara baik. Wisatawan juga tidak perlu takut, karena tidak membawa uang tunai. Dikarenakan transaksi dapat dilakukan secara digital melalui aplikasi smartphone. Tantangan kita hanya untuk meningkatkan jaringan internet di spot wisata di Raja Ampat,”‘ ungkapnya.
Bahkan Yusdi menegaskan bahwa kabupaten Raja Ampat masuk dalam 10 daerah destinasi wisata prioritas. Sesuai dengan Pepres Nomor 18 Tahun 2020 . Dengan demikian pemerintah pasti akan mensuport aksebilitas ke Raja Ampat baik fisik maupun non fisik. ‘ Kalau fisik akses pelabuhan dan bandara ditingkatkan, kalau non fisik ya akses jaringan internet. Ini yang dikembangkan dan pak Bupati sangat konsen dan berusaha semaksimal mungkin agar dapat tercapai dan merata di semua distrik dan kampung di Raja Amoat,” terangnya. (boy)